MAKALAH
Tahapan-tahapan dalam Manajemen
Kurikulum Pada Satuan Pendidikan
DOSEN
PEMBIMBING
Abdul
Goffar, M.Pd.I
MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
MANAJEMEN KURIKULUM dan PROGRAM
PENDIDIKAN
Disusun Oleh :
III
MPI B
Asa Rindani ( 201691200056 )
Itail Haqiqah ( 201691200073 )
Rukaiyah
( 201601200086 )
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM (STAI)
AT – TAQWA
BONDOWOSO
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa atas segala limpahan rahmat serta
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah
tepat pada waktunya yang berjudul “ Tahapan-tahapan dalam Manajemen
Kurikulum Pada Satuan Pendidikan ”.
Dalam penyusunan makalah atau materi ini, tidak sedikit
hambatan yang kami hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam
penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, bimbingan orang tua,
teman-teman dan guru. Sehingga, kendala- kendala yang penulis hadapi teratasi.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas
dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa STAI
At-taqwa Bondowoso.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR
ISI.................................................................................................. ii
BAB
I PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan...................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................... 2
A. Manajemen
Kurikulum Pada Satuan Pendidikan .................................... 2
B. Tahapan-tahapan
dalam Manajemen Kurikulum Pada Satuan Pendidikan 3
BAB
III PENUTUP....................................................................................... 9
A. Kesimpulan............................................................................................... 9
B. Saran......................................................................................................... 9
DAFTAR
PUSTAKA.................................................................................. 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Keberhasilan suatu kurikulum itu sangat tergantung
kepada kurikulum itu dilaksanakan atau di implementasikan. Sebaik apapun
kurikulum secara tertulis itu dirancang, namun apabila dalam pelaksanaanya
tidak didukung oleh berbagai unsur maka kurikulum itu akan mencapai hasil yang
diharapkan. Untuk memahami dan menganalisis mengenai praktis atau implementasi
pengembangan kurikulum yang diharapkan memiliki kemampuan menganalisis
tahap-tahap pengembangan kurikulum.
Kurikulum juga memegang kedudukan penting dalam pendidikan.
Sebab dalam pengembangan kurikulum seorang pengembang kurikulum biasanya
menggunakan beberapa tahapan yang dipegangnya sebagai acuan agar kurikulum yang
dihasilkan itu memenuhi harapan semua pihak yang terlibat.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian manajemen kurikulum dalam satuan pendidikan?
2. Apa
saja tahapan-tahapan dalam manajemen kurikulum pada satuan pendidikan?
C. Tujuan
Penulisan
1. Mengetahui
pengertian manajemen kurikulum dalam satuan pendidikan.
2. Menjelaskan
tahapan-tahapan dalam manjemen kurikulum pasda satuan pendidikan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Manajemen
Kurikulum dalam Satuan Pendidikan
Seperti
yang telah diketahui sebelumnya bahwa kurikulum adalah suatu hal yang sangat
penting dalam sebuah pendidikan. Secara umum ia sebagai rencana yang
dikembangkan untuk memperlancar proses belajar mengajar dengan arahan dan
bimbingan kepala sekolah beserta stafnya. Arahan atau bimbingan dari pihak
sekolah kepada warga sekolahnya dimaksudkan agar kegiatan pengajaran atau
proses belajar mengajar yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar. Dengan
kata lain pokok dalam kurikulum berkenaan dengan perencanaan kegiatan peserta
didik, yaitu kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan selama bersekolah dalam
rangka pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditentukan.
Dalam
perumusannya pemerintah pusat perlu meumuskan dan menetapkan kurikulum standar
bersifat Nasional (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar) yang berfungsi
sebagai acuan pengembangan kurikulum untuk pengembangan kurikulum pada tingkat
satuan Pendidikan atau sekolah. Berkaitan dengan hal tersebut pihak daerah
maupun sekolah bertugas mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan
sesuai dengan kondisi kebutuhan, dan kemampuan daerah atau sekolah yang
bersangkutan. Kurikulum tidak lain adalah sebuah program yang bukan hanya
mencangkup pengertian materi seperti kebanyakan orang mengartikan melaiknkan
memuat juga perencanaan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan sehingga
kurikulum tersebut berfungsi sebagai pedoman perencanaan. Guru adalah titik
sentral suatu kurikulum. Berkat usaha guru, maka akan timbul kegairahan belajar
siswa sehingga memacunya lebih keras untuk mencapai tujuan belajar mengajar
yang bersumber dari tujuan kurikulum. Dengan demikian, seluruh komponen
Pendidikan yang meliputi pendidik, kepala sekolah, peserta didik, dan lain-lain
harus ikut aktif dalam mewujudkan kurikulum yang telah ditentukan pemerintah
demi tercapainya tujuan sekolah itu sendiri.
B. Tahapan-tahapan
dalam Manajemen Kurikulum Pada Satuan Pendidikan
Sebuah
kurikulum yang dipertimbangkan dengan baik dengan tidak meninggalkan
nilai-nilai budaya bangsa dan disusun berdasarkan situasi dan kondisi
masyarakat merupakan faktor yang sangat penting dalam proses kependidikan dalam
proses lembaga pendidikan. Segala hal yang harus diketahui atau diresapi dan
dihayati harus ditetapkan dalam kurikulum. Juga segala hal yang harus diajarkan
oleh pendidik kepada peserta didiknya pun harus dijabarkan dalam kurikulum.
Karena sebuah satuan pendidikan yang baik, ia akan melaksankan kurikulum
berkoordinasi dengan semua lapisan kependidikan.
Pengelolaan kurikulum harus
diarahkan agar proses pembelajaran berjalan dengan baik, dengan tolak ukur
pencapaian tujuan oleh siswa. Yang menjadi masalahny adalah bagaimana strateginya
agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dalam konteks ini guru didorong untuk
terus menyempurnakan strategi tersebut.[1] Pengelolaan
kurikulum di sekolah harus melalui beberapa tahapan, yaitu:
1.
Perencanaan Kurikulum
Pada
tahap ini kurikulum perlu dijabarkan sampai menjadi rencana pencapaian.
Perencanaan merupakan proyeksi tentang apa yang harus dipenuhi untuk mencapai
tujuan dengan berbagai pertimbangan sistemik, terarah, dan disengaja. Perencanaan
bertujuan untuk mencapai seperangkat operasi yang konsisten dan terkoordinasi
guna memperoleh hasil-hasil yang diinginkan. Perencanaan harus disusun sebelum
pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen lainnya sebab menentukan kerangka untuk
melaksanakaan fungsi lainnya itu. Secara mendasar, perencanaan adalah suatu
proses intelektual yang melibatkan pembuatan keputusan. Proses ini menuntut
prediposisi mental untuk berfikir sebelum bertindak, berbuat berdasarkan
kenyataan bukan perkiraan, dan berbuat
sesuatu secara teratur. Hal ini merupakan tindakan kognitif sesuai dengan
permintaan perencanaan.
Pada
tahap perencanaan ini perlu juga dijabarkan menjadi rencana pembelajaran (RP).
Guru melakukan persiapan yang komprehensif sebelum melakukan proses belajar
mengajar dikelas. Pada tahap ini guru melakukan persiapan dari mulai tujuan
pembelajaran, materi yang akan disampaikan, metode yang tepat yang akan
digunakan, media dan alat yang mendukung proses pembelajaran buku sumber atau
referensi, dan alat evaluasi yang akan diterapkan.
Merencanakan
pada dasarnya menentukan kegiatan yang hendak dilakukan pada masa depan.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengatur berbagai sumber daya agar hasil yang
dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Perencanaan merupakan penentuan tujuan
atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang
diperlukan untuk mencapai tujuan itu seefektif dan seefisien mungkin.
Suatu rencana yang terdiri dari 5 unsur
khusus:
a.
Tujuan
dirumuskan secara jelas.
b.
Komprehensif,
namun jelas bagi staf dan para anggota organisasi.
c.
Hierarki
perencanaanyang focus pada daerah yang paling penting.
d.
Bersifat
ekonomis, mempertimbangkan sumber-sumber yang tersedia.
e.
Layak,
memungkinkan perubahan.
Esensi
perencanaan memiliki antisifasi ke depan. Perencanaan berdasarkan latar belakang
informasi yang intelgen, premisis, dan asumsi-asumsi mengenai kondisi ke depan
semua berada dalam organisasi.[2]
2.
Pengorganisasian kurikulum
Pengorganisasian dapat dilihat dari dua
pendekatan, yakni secara struktul dalam konteks menejemen, dan secara fungsional
dalam konteks akademik atau kurikulum. Pengorganisasian kurikulum ,
pengorganisasian kurikulum soyogyanya dilihat dari kedua pendekatan tersebut,
yakni dalam menejemen dan dalam konteks akademik.
Kepala sekolah dalam tahapan ini
mengatur pembagian tugas mengajar, penyusunan jadwal pelajaran, dan jadwal
kegiatan ekstrakurikuler. Pada tahap perencanaan seluruh aspek yang berkaitan
dengan proses pembelajaran dipersiapkan secara matang dan menyeluruh agar pada
tahap pengorganisasian dan koordinasi dapat dilaksankan dengan sebaik-baiknya.
Pada tahap
pengorganisasian dan koordinasi ini merupakan tahap yang perlu diperhatikan
secara sungguh-sungguh oleh kepala sekolah beserta tim yang dibentuk untuk
memudahkan pembagian tugas sesuai dengan kegiatan yang akan dilaksanakan.
Kepala sekolah berkewajiban untuk
mengelola dan mengatur penyusunan kalender akademik, jadwal pelajaran, tugas
dan kewajiban guru, serta program kegiatan sekolah.
Organisasi adalam suatu kelompok sosial
yang bersifat tertutup atau terbuka dari /terhadap pihal luar, yang diatur
berdasarkan atauran tertentu, yang dipinpin/ diperintah oleh pinpinan atau
seorang staf administrasif, yang dapat melaksanakan bimbingan secara teratur
dan bertujuan.
Suatu organisasi sangat diperlukan untuk
melaksanakan proses menejemen, yakni:
a.
Organisasi
perencanaan kurikulum, yang dilaksanakan oleh oleh suatu lembaga pengembangan
kurikulum, atau suatu tim pengembangan kurikulum.
b.
Organisasi dalam
rangka pelaksanaan kurikulum, baik pada tingkat pendidikan yang melaksanakan
kurikulum.
c.
Organisasi dalam
evaluasi kurikulum, yang melibatkan berbagai pihak dalam proses evaluasi
kurikulum.
Pada
masing-masing jenis organisasi tersebut dilaksanakan oleh suatu kepengurusan
yang ditentukan sesuai dengan suatu susunan kepengurusan yang ditentukan sesuai
dengan struktur organisasi dengan tugas-tugas pekerjaan tertentu.
Secara akademik,
organisasi kurikulum dikembangkan dalam bentuk-bentuk organisasi , sebagai
berikut:
a.
Kurikulum mata
ajaran, yang terdiri dari sejumlah mata ajaran secara terpisah.
b.
Kurikulum bidang
studi, yang memungsikan beberapa mata pelajaran sejenis.
c.
Kurikulum
integrasi, yang menyatukan dan memusatkan kurikulum pada topik atau masalah
tertentu
d.
Core curriculum,
yakni kurikulum yang disusun berdasarkan masalah dan kebutuhan siswa.
Bentuk-bentuk kurikulum disusun menurut
pola organisasi kurikulum dengan struktur, urutan dan ruang lingkup materi
tertentu.[3]
3. Tahap
pelaksanaan
Dalam
tahap ini tugas utama kepala sekolah adalah melakukan supervisi untuk membantu
guru menemukan dan mengatasi kesulitan yang dihadapi. Dengan cara itu, guru
akan merasa didampingi pimpinan sehingga akan menambah semangat kerjanya. Pada
tahap ini merupakan tahap yang paling menentukan apakah sekolah dibawa
kepemimpinan kepala sekolah dapat mewujudkan program sekolah atau tidak.
Perencanaan, pengoragnisasian, dan pengkoordinasi telah disusun akan dibuktikan
keberhasilan dalam tahap pelaksanaan ini.
Pada
tahap ini merupakan tahap yang paling menentukan apakah sekolah di bawah
kepemimpinan kepala sekolah dapat mewujudkan program sekolah atau tidak.
Perencanaan, pengorganisasian dan koordinasi yang telah disusun akan dibuktikan
keberhasilannya dalam tahap pelaksanaan ini.
Mutu
pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik apabila guru dan kepala sekolah
bersam-sama untuk membuka diri terhadap masukan atau kritikan yang membangun.[4] Sebagai
guru harus siap untuk diberi masukan oleh kepala sekolah berdasarkan hasil
supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah. Begitupun kepala sekolah harus
memiliki jadwal yang jelas dan rinci untuk melakukan supervisi terhadap kinerja
guru. Hasil supervisi kepala sekolah menjadi fakta dan data yang benar untuk
memberikan informasi kepada guru berkaitan dengan tugas yang dikerjakannya
selama di sekolah.
4. Tahap
Evaluasi (pengendalian)
Pelaksanaan
pembelajaran berjalan secara efektif atau tidak dapat diketahui melalui
kegiatan evaluasi. Evaluasi ini penting dilakukan secara benar karena bertujuan
untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran yang telah dilakukan berjalan atau
tidak sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Dengan dilaksanakannya
evaluasi ini akan memberikan dampak dan manfaat bagu guru dan siswa untuk
peningkatan mutu pendidikan secara berkelanjutan. Evaluasi ini penting
dilakukan secara benar karena bertujuan untuk mengetahui apakah tujuan
pembelajaran yang telah dilakukan berjalan atau tidak sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan.
Disamping itu
evaluasi yang dilakukan oleh guru dapat menjadi masukan untuk mengetahui
kesulitan yang dihadapi oleh siswa. Dari sekian banyak siswa tentunya ada
diantara mereka yang menemui kesulitan dalam belajar. Siswa yang mengalami
kesulitan belajar dapat dilakukan pemantapan atau perhatian khusus agar tidak
ketinggalan dan dapat menyesuaikan diri dengan siswa lain. Dalam mengatasi
kesulitan belajar siswa perlu dicarikan solusinya, disalurkan dengan remidial,
pemantapan, belajar dengan teman sejawat yang lebih pandai, atau membentuk kelompok
belajar yang dibimbing oleh guru.
Dengan demikian evaluasi juga dapat
menjadi umpan balik bagi guru untuk memperbaiki proses pembelajaran
selanjutnya. Agar evaluasi yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang diharapkan
perlu diperhatikan dari mulai persiapan awal, menyiapkan bahan-bahan evaluasi
yang diperlukan, menyusun kisi-kisi evaluasi, menyusun bentuk tes, menyusun
butir-butir soal, movalidasi, menyiapkan jawabannya, mebuat jadwal pemeriksaan
serta penyerahan hasil evaluasi dengan tepat waktu.
Kepala sekolah berperan dalam
pengedalian sistem evaluasi agar evaluasi dapat dilaksanakan sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Subandijah penilaian dalam pembelajaran
dapat dilakukan dengan:
a. Cara
lisan, misalnya dengan tanya jawab atau diskusi.
b. Cara
tertulis, misalnya laporan, karangan, tes dan lain-lain.
c. Penilaian
hasil karya peserta didik, seperti gambar model, alat sederhana dan lain-lain.[5]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari
pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa tahap-tahap dalam manajemen kurikulum
pada satuan pendidikan meliputi semua pengalaman di dalam lingkungan
pendidikan, baik yang direncanakan maupun yang tidak direncanakan, yang
memiliki dampak terhadap belajar dan pengembangan personal individu siswa.
Kurikulum juga sangat penting bagi Pendidikan dan proses didalam Pendidikan
tersebut.
Tahap-tahap dalam
kurikulum sendiri ada 4 yaitu Tahap Perencanaan, tahap pengorganisasian, tahap
pelaksanaan, dan tahap evaluasi (pengendalian).
B.
Saran
Dari beberapa penjelasan di atas tentang penulisan “
Tahapan-tahapan dalam Manajemen Kurikulum pada Satuan Pendidikan “ pasti tidak
terlepas dari kesalahan penulisan dan rangkaian kalimat dan penyusunan Makalah
ini menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan seperti yang diharapkan
oleh para pembaca dalam khususnya pembimbing mata kuliah Manajemen Kurikulum
dan Program Pendidikan. Oleh karena itu penulis makalah ini mengharap kepada para
pembaca mahasiswa dan dosen pembimbing mata kuliah ini terdapat kritik dan
saran yang sifatnya membangun dalam terselesainya makalah yang selanjutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Hamalik,
Oemar. 2012. Manajemen Pengembangan
Kurikulum. Bandung: PT REMAJA
ROSDAKARYA.
Tim
dosen Administrasi Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia. 2011. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
http://sayamakalah.blogspot.com/2016/08/pendahuluan.html. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2017.
[1] http://sayamakalah.blogspot.com/2016/08/pendahuluan.html. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2017.
[2] Hamalik, Oemar. 2012. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA. Hal 135.
[3] Hamalik, Oemar. 2012. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA. Hal 136.
[4] Tim dosen Administrasi Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia. 2011. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Hal 98.
[2] Hamalik, Oemar. 2012. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA. Hal 135.
[3] Hamalik, Oemar. 2012. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA. Hal 136.
[4] Tim dosen Administrasi Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia. 2011. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Hal 98.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar