MAKALAH
Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
dan Strategi Pelaksanaan
DOSEN
PEMBIMBING
Abdul
Haq, S.Pd.I, M.Pd.I
MEMENUHI TUGAS MATA
KULIAH
MANAJEMEN SEKOLAH dan MADRASAH
Disusun Oleh :
III
MPI B
Itail Haqiqah (
201691200073 )
Lindasari ( 201691200075 )
Liza Fadiyah ( 201691200076 )
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM (STAI)
AT – TAQWA
BONDOWOSO
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa atas segala limpahan rahmat serta
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah
tepat pada waktunya yang berjudul “ Karakteristik Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS) dan Strategi pelaksanaan ”.
Dalam penyusunan makalah atau materi ini, tidak sedikit
hambatan yang kami hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam
penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, bimbingan orang tua,
teman-teman dan guru. Sehingga, kendala- kendala yang penulis hadapi teratasi.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas
dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa STAI
At-taqwa Bondowoso.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR
ISI.................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan........................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 3
A. Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah
(MBS) ................................... 3
B. Strategi Pelaksanaan Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS) ........................ 6
BAB
III PENUTUP....................................................................................... 11
A. Kesimpulan............................................................................................... 11
B. Saran....................................................................................................... 11
DAFTAR
PUSTAKA.................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS) dapat diartikan sebagai model pengelolaan yang
memberikan otonomi (kewenangan dan tanggung jawab yang lebih besar kepada
sekolah), memberikan fleksibilitas/keluwesan pada sekolah, mendorong partisipasi
secara langsung dari warga sekolah dan masyarakat dan meningkatkan mutu sekolah
bersasarkan kebijakan pendidikan nasional serta peraturan perundang-undangan
yang berlaku. MBS juga dapat dikatakan sebagai peletakan tanggung jawab dalam
pengambilan keputusan dari pemerintah kepada sekolah berkaitan dengan anggaran
personel dan kurikulum. Oleh karena itu, MBS memberikan hak kontrol kepada
kepala sekolah, guru, siswa dan orangtua, bahkan pada sisi otoritas pengambilan
keputusan pada sekolah. Pelimpahan kewenangan dalam pengambilan keputusan pada
sekolah ternyata memberikan dampak pada penyediaan program yang lebih baik lagi
bagi peserta didik. Hal ini dapat dipahami karena pengelolaan sumber daya yang
tersedia akan secara langsung sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Dengan
demikian, MBS memuat berbagai strategi untuk memperbaiki pendidikan dan
memperluas kewenangan untuk pengambilan keputusan secara signifikan dari
pemerintah pusat/daerah kepada individual sekolah. Pemberian tanggung jawab
ini, berimplikasi kepada kepala sekolah, guru, staf, orangtua, siswa dan
masyarakat untuk memiliki kontrol terhadap anggaran, personel dan kurikulum.
Keterlibatan semua komponen sekolah dan masyarakat sekolah tersebut ternyata
dapat meningkatkan lingkungan belajar yang efektif bagi siswa, selanjutnya akan
berdampak kepada peningkatan prestasi belajar, baik bersifat akademis dan non
akademis.
- Rumusan Masalah
1. Apa
saja karaketiristik dari Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)?
2. Bagaimana
strategi pelaksanaan MBS?
- Tujuan Penulisan
1. Untuk
mengetahui karakteristik dari Manajemen Berbasis Sekolah
2. Untuk
mendeskripsikan strategi pelaksanaan MBS
BAB II
PEMBAHASAN
- Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah
Karakteristik
adalah fitur pembeda dari seseorang atau sesuatu. Istilah Manajemen Berbasis
Sekolah merupakan terjemahan dari “school-based
management”. Istilah ini pertama kali muncul di Amerika Serikat ketika
masyarakat mulai mempertanyakan relevansi pendidikan dengan tuntutan dan
perkembangan masyarakat setempat. MBS merupakan salah satu wujud dari reformasi
pendidikan.[1]
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah keseluruhan proses perencanaan,
mengorganisasikan, mengembangkan dan mengendalikan seluruh pendukung/pengguna
sekolah dan sumber daya sekolah untuk mencapai tujuan sekolah khususnya dari
tujuan pendidikan umumnya. Tujuan MBS sendiri yang paling utama ialah
meningkatkan mutu pendidikan nasional.
Sekolah yang
melaksanakan Manajemen Berbasis Sekolah adalah yang secara efektif dapat
melaksanakan semua programnya, sehingga sekolah memiliki kualitas yang handal.
Jadi sekolah bermutu seharusnya adalah sekolah efektif. Sekolah juga sebagai
sebuah sistem, maka pendekatan sistem (input-proses-output) akan di gunakan
untuk menetapkan sekolah efektif tersebut.
Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS) memiliki karakteristik yang harus di pahami oleh sekolah
yang menerapkan. Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) didasarkan atas
input, proses dan output.
- Input Pendidikan
Input adalah
sesuatu yang harus tersedia untuk berlangsungnya proses. Input juga disebut
sesuatu yang berpengaruh terhadap proses. Input merupakan pra syarat proses.
Input terbagi menjadi empat, yaitu Input sumber daya manusia (SDM), input
sumber daya, input manajemen dan input harapan.
Input sumber
daya manusia (SDM) meliputi kepala sekolah, guru, pengawas, staf TU dan siswa.
Input sumber daya lainnya meliputi peralatan, perlengkapan, uang dan bahan.
Input perangkat (manajemen) meliputi struktur organisasi, peraturan
perundang-undangan deskripsi tugas, kurikulum, rencana dan program. Input
harapan meliputi visi, misi, strategi, tujuan dan sasaran sekolah.[2]
Input pendidikan meliputi,
a. Siswa
(sebagai masukan utama)
b. Memiliki
kebijakan
c. Tujuan
dan sasaran mutu yang jelas
d. Sumber
daya tersedia dan siap
e. Staf
yang kompeten dan berdedikasi tinggi
f.
Memiliki harapan
prestasi yang tinggi
g. Fokus
pada pelanggan (khususnya siswa)
h. Manajemen
(tugas jelas, rencana rinci dan sistematis, program kerja, aturan jelas dan
pengendalian mutu yang jelas.
Tinggi rendahnya
mutu input tergantung kesiapan input. Semakin tinggi kesiapan input, semakin
tinggi pula mutu input. Kesiapan input sangat diperlukan agar proses berjalan
dengan baik.
- Proses Pendidikan
Proses ialah
berubahnya sesuatu (input) menjadi sesuatu yang lain (output). Sekolah yang
efektif memiliki:
a. Proses
belajar mengajar yang efektif
b. Kepemimpinan
sekolah yang kuat
c. Lingkungan
sekolah yang aman dan tertib
d. Pengelolaan
tenaga kependidikan yang efektif
e. Memiliki
budaya mutu
f.
Memiliki team
work yang kompak, cerdas dan dinamis
g. Memiliki
kewenangan (kemandirian)
h. Partisipasi
yang tinggi dari stakeholder (warga sekolah dan masyarakat)
i.
Memiliki
keterbukaan manajemen
j.
Memiliki kemauan
dan kemampuan untuk berubah (psikologis dan fisik)
k. Melakukan
evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan
l.
Responsif dan
antisipatif terhadap kebutuhan
m. Komunikasi
yang baik
n. Memiliki
akuntabilitas publik yang kuat
o. Memiliki
suistainabilitas (keberlangsungan hidup)
Proses bermutu
tinggi apabila pengoordinasian dan penyerasian input harmonis sehingga mampu
menciptakan situasi belajar yang menyenangkan, mampu mendorong motivasi belajar
dan benar-benar memberdayakan siswa.
Pemberdayaan
siswa mengandung makna siswa menguasai iptek yang diajarkan, menghayati,
mengamalkan dan mampu belajar (mampu mengembangkan dirinya). [3]
- Output Pendidikan
Output
pendidikan adalah kinerja (prestasi) sekolah. Kinerja sekolah dihasilkan dari
proses pendidikan. Output pendidikan dinyatakan tinggi jika prestasi sekolah
tinggi dalam ham berikut:
a. Prestasi
akademik siswa, berupa nilai ulangan, nilai Ujian Nasional, Seleksi Penerimaan
Mahasiswa Baru (SPMB), lomba karya ilmiah remaja, lomba bahasa inggris, lomba
matematika dan sebagainya serta cara berpikir (kreatif, nalar, rasional,
induktif, deduktif dan ilmiah).
b. Prestasi
non akademik siswa, seperti iman dan takwa, kejujuran, kerja sama, rasa kasih
sayang, keingintahuan, solidaritas, toleransi, kedisiplinan, kerajinan,
prestasi olahraga, kesopanan, keterampilan, dan harga diri. Mutu sekolah
dipengaruhi oleh tahapan kegiatan yang saling memengaruhi (proses), yaitu
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.
c. Prestasi
lainnya, seperti kinerja sekolah dan guru meningkat, kepuasan, kepemimpinan
yang handal, jumlah peserta didik yang berminat masuk ke sekolah tersebut
meningkat, jumlah putus sekolah menurun, guru dan tenaga tata usaha yang
pindah/berhenti berkurang, peserta didik dan guru serta staf tata usaha yang
tidak hadir berkurang, hubungan sekolah dan masyarakat meningkat dan kepuasan
stakeholder meningkat.
Output bermutu
tinggi apabila sekolah menghasilkan prestasi akademik dan non akademik siswa
dan prestasi lainnya.[4]
- Strategi Pelaksanaan MBS
Strategi adalah
rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Strategi
adalah langkah-langkah sistematis dan sistemik dalam melaksanakan rencana
secara menyeluruh (makro) dan berjangka panjang dalam pencapaian tujuan model
MBS.
Dalam
mengimplementasikan desentralisasi pendidikan ini diperlukan strategi-strategi
tertentu, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Membuat
Kurikulum yang Pro Kepada Siswa
Kurikulum
layaknya sebuah momok besar bagi siswa-siswi dinegeri ini, hal ini karena
mereka tidak merasakan kesesuaian dengan kurikulum yang ada saat ini. Walaupun
kurikum seringkali berubah (diganti) akan tetapi rasanya masih selalu kurang
sesuai. Sudah seharusnya pihak yang berwenang merubah kurikulum yang
disesuaikan dengan minat dan bakat para peserta didik.
2. Menciptakan
Proses Belajar Mengajar yang Menyenangkan
Untuk sebagian
peserta didik, sekolah merupakan tempat yang tidak menyenangkan. Untuk
mengantisipasi hal tersebut diharapkan sekolah bisa menciptakan proses belajar
mengajar disekolah yang menyenangkan. Disinilah peran penting para pendidik
yang seharusnya bisa memahami karakteristik para peserta didiknya sehingga suasana
dikelas menjadi lebih nyaman.
3. Meningkatkan
Mutu Para Pendidik.
Program
Manajemen Berbasis Sekolah akan berjalan baik dengan peran aktif dari para
pendidik yang bermutu. Para pendidik yang bermutu diharapkan bisa bisa memanage
sumber daya yang tersedia disekolahnya seoptimal mungkin. Upaya yang umumnya
dilakukan pemerintah (Depdikbud) untuk meningkatkan mutu para pendidik adalah
dengan mengadakan program pelatihan.
4. Dukungan
Tenaga Kependidikan di Sekolah.
Stakeholder
didalam sekolah lainnya yang memiliki peran penting dalam desentralisasi
pendidikan adalah tenaga kependidikan di Sekolah. Tenaga kependidikan yang
dimaksud adalah anggota masyarakat (selain tenaga pendidik) yang mengabdikan
dirinya untuk pendidikan disekolah. Dukungan tenaga kependidkan disekolah
sangat penting guna menciptakan kemandirian disekolah.
5. Keaktifan
Peserta Didik.
Keaktifan
peserta didik disekolah sangat diperlukan guna menciptakan School-Based
Management yang baik. Meskipun peserta didik bukan pengambil kebijakan
disekolah, tapi peserta didik bisa memberikan saran dan masukan agar tercipta
kemandirian disekolah sehingga sekolah bisa mengalokasikan sumber daya yang
tersedia secara optimal.
6. Peran
Aktif Orang Tua Peserta Didik.
Orang tua siswa
memiliki peran penting didalam penyelenggaraan program Manajemen Berbasis
Sekolah ini. Orang tua peserta didik juga diharapkan turut mengawasi perilaku
anak-anaknya dan tidak sepenuhnya membebankan kepada pihak sekolah. Orang tua
peserta didik juga diharapkan aktif dalam memberikan pandangan-pandangannya
guna memajukan sekolah.
7. Sarana
Prasarana Pendukung yang Memadai.
Untuk memajukan
mutu pendidikan disekolah, sarana dan prasarana pendukung sangatlah diperlukan.
peserta didik akan menjadi lebih mudah dalam menyerap berbagai pelajaran
disekolah dengan bantuan sarana prasarana yang ada. Apalagi saat ini merupakan
era ICT, dimana para peserta didik akan semakin mudah memahami
pelajaran-pelajaran dengan bantuan multimedia.
8. Pengawasan
Masyarakat Sekitar.
Pengawasan dari
masyarakat sekitar merupakan bentuk dukungan untuk menciptakan sekolah yang
baik. Jika sekolah tersebut berprestasi, ada baiknya masyarakat memberikan
apresiasi. Bagitu pula sebaliknya, apabila sekolah tersebut memiliki citra
negatif, ada baiknya masyarakat mengkritik kebijakan didalam sekolah tersebut
atau mengadukannya ke Depdikbud.
9. Dukungan
Finansial
Faktor penting
lainnya dalam menciptakan Manajemen Berbasis Sekolah yang baik adalah dukungan
finansial. Semakin kuat dukungan finansialnya, maka kemungkinan terciptanya
kemandirian sekolah akan semakin besar. Kita bisa mencontoh dari (sebagian)
sekolah-sekolah swasta dinegeri ini yang memiliki reputasi manajemen baik
dengan dukungan finansial yang kuat.
10. Peran
Pemerintah.
Peran pemerintah
sangat vital didalam memajukan pendidikan nasional, dalam hal ini adalah dengan
program School-Based Management. Pemerintah diharapkan bisa membuat
kebijakan-kebijakan yang pro kepada pendidikan nasional seperti membuat
kurikulum yang pro kepada siswa, mengimplemetasikan kebijakan 20% APBN untuk
pendidikan, dan lain-lainnya.[5]
Itulah
pembahasan mengenai sepuluh strategi untuk menciptakan Manajemen Berbasis
Sekolah yang baik. Kita semua Warga Negara Indonesia tentu berharap agar
kebijakan program desentralisasi pendidikan ini bisa berjalan dengan baik dan
benar, sehingga tujuan mulia untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional bisa
segera tercapai.
Dalam
mengimplementasikan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di sekolah otonom, ada
beberapa prinsip yang harus dijadikan patokan dan sebagai koridor sekolah.
Teori yang
digunakan MBS untuk mengelola sekolah didasarkan pada empat prinsip, yaitu
prinsip ekuifinalitas, prinsip desentralisasi, prinsip sistem pengelolaan
mandiri, dan prinsip inisiatif sumber daya manusia.
1. Prinsip
Ekuifinalitas (Principle of Equifinality).
Prinsip ini
didasarkan pada teori manajemen modern yang berasumsi bahwa terdapat beberapa
cara yang berbeda-beda untuk mencapai suatu tujuan. MBS menekankan
fleksibilitas sehingga sekolah harus dikelola oleh warga sekolah menurut
kondisi mereka masing-masing. Prinsip ini mendorong terjadinya desentralisasi
kekuasaan dan mempersilakan sekolah memiliki mobilitas yang cukup, berkembang,
dan bekerja menurut strategi uniknya masing-masing untuk mengelola sekolahnya
secara efektif.
2. Prinsip
desantralisasi (Principle Of Decentralisasi).
Desentralisasi
adalah gejala yang penting dalam reformasi manajemen sekolah modern, prinsip
desantralisasi ini konsisten dengan prinsip ekuifinalitas. Prinsip
desantralisasi dilandasi oleh teori dasar bahwa pengolaan sekolah dan aktivitas
pengajaran tak dapat dielakkan dari kesulitan dan permasalahan. Oleh karena
itu, sekolah harus diberi kekuasaan dan tanggung jawab untuk menyelesaikan
permasalahan secara efektif sesegera mungkin ketika permasalahan muncul. Tujuan
prinsip ini, adalah memecahkan masalah secara efisien, bukan menghindari
masalah. Maka, MBS harus mampu menemukan permasalahan, memecahkannya tepat
waktu, dan memberi kontribusi terhadap efektivitas aktivitas belajar mengajar.
3. Prinsip
Sistem Pengelolaan Mandiri.
MBS tidak mengingkari
bahwa sekolah perlu mencapai tujuan-tujuan berdasarkan sesuatu kebijakan yang
telah ditetapkan, tetapi terdapat berbagai cara yang berbeda-beda untuk
mencapainya. MBS menyadari betapa pentingnya untuk mempersilahkan sekolah
menjadi sistem pengolaan secara mandiri di bawah kebijakannya sendiri. Sekolah
memiliki otonomi tertentu untuk mengembangkan tujuan pengajaran strategi
manajemen, sumber daya manusia dan sumber daya lainnya, memecahkan masalah, dan
mencapai tujuan berdasarkan kondisi mereka masing-masing. Karena sekolah
dikelola secara mandiri maka mereka memiliki inisiatif dan tanggung jawab.
Prinsip ini
terkait dengan prinsip sebelumnya yaitu prinsip ekuafinalitas dan prinsip
desantralisasi. Ketika sekolah menghadapi masalah maka harus diselesaikan
dengan caranya sendiri, sekolah dapat menyelesaikan masalahnya bila telah
terjadi pelimpahan wewenang dari birokrasi di astasnya ketingkat sekolah.
Dengan adanya kewenangan di tingkat sekolah maka sekolah dapat melakukan sistem pengelolaan mandiri.
4. Prinsip
Inisiatif Manusia (Principle Of Human Initiative).
Sesuai dengan
perkembangan hubungan kemanusiaan dan perubahan ilmu tingkah laku pada
manajemen modern, orang-orang mulai memberikan perhatian serius pada pengaruh
penting faktor manusia dalam efektivitas organisasi. Perspektif sumber daya
manusia menekankan pentingnya sumber daya manusia sehingga poin utama manajemen
adalah untuk mengembangkan sumber daya manusia di sekolah untuk lebih berperan
dan berinisiatif. Maka, MBS bertujuan untuk membangun lingkungan yang sesuai
dengan para konstituen sekolah untuk berpartisipasi secara luas dan
mengembangkan potensi mereka. Peningkatan kualitas pendidikan terutama berasal
dari kemajuan proses internal, khususnya dari aspek manusia.[6]
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
Secara umum
karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah adalah: sekolah tersebut menunjukkan
adanya kegiatan pembelajaran, sekolah merupakan agen perubahan, adanya
komunikasi yang efektif antara warga sekolah, kepemimpinan yang efektif
(memiliki kepribadian, manajerial, kewirausahaan), adanya kolaboratif team
work, memiliki tujuan bersama, adanya learning to discovery, dan adanya
stakeholders. Selain itu, karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah tidak akan
lepas dari karakteristik sekolah yang efektif yaitu: adanya perencanaan yang
baik, kegiatan pembelajaran direncanakan dengan baik, adanya manajemen yang
baik antara komponen-komponen sekolah, kegiatan pembelajaran memungkinkan
adanya keaktifan dan partisipasi siswa, adanya partisipasi yang tinggi dari orang
tua dan masyarakat dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah,
pendidik danpemimpin yang berkompeten.
Dalam
mengimplementasikan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di sekolah otonom, ada
beberapa prinsip yang harus dijadikan patokan dan sebagai koridor sekolah.
Teori yang digunakan MBS untuk mengelola sekolah didasarkan pada empat prinsip,
yaitu prinsip ekuifinalitas, prinsip desentralisasi, prinsip sistem pengelolaan
mandiri, dan prinsip inisiatif sumber daya manusia.
- Saran
Dari beberapa penjelasan di atas tentang penulisan “
Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Strategi Pelaksanaannya“
pasti tidak terlepas dari kesalahan penulisan dan rangkaian kalimat dan
penyusunan Makalah ini menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
seperti yang diharapkan oleh para pembaca dalam khususnya pembimbing mata
kuliah Manajemen Sekolah dan Madrasah. Oleh karena itu penulis makalah ini mengharap kepada para
pembaca mahasiswa dan dosen pembimbing mata kuliah ini terdapat kritik dan
saran yang sifatnya membangun dalam terselesainya makalah yang selanjutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Minarti, Sri. 2016. Manajemen Sekolah. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media.
Sujanto, Bedjo. 2009. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta:
CV.Sagung Seto.
Kompri. 2014. Manajemen Sekolah. Bandung: Alfabeta.
Mulyasa, E.
2009. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung:
PT REMAJA ROSDAKARYA.
[1]
E. Mulyasa. 2009. Manajemen Berbasis
Sekolah. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA. Hal 24.
[2]
Sri Minarti. 2016. Manajemen Sekolah. Jogjakarta:
Ar Ruzz Media. Hal 59.
[3]
Kompri.
2014. Manajemen Sekolah. Bandung:
Alfabeta. Hal 44.
[4]
Bedjo Sujanto. 2009. Manajemen Pendidikan
Berbasis Sekolah. Jakarta: CV. Sagung Seto. Hal 35.
[5]
E. Mulyasa. 2009. Manajemen Berbasis
Sekolah. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA. Hal 64.
[6]
Sri Minarti. 2016. Manajemen Sekolah. Jogjakarta:
Ar Ruzz Media. Hal 78.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar